Jagonya Korupsi. Kopusi merupakan kebanggan tersendiri di negara Indonesia, namun kebanggaan ini tidak selayaknya ada. Fakta ini sudah muncul sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Dan dari tingkat pusat sampai tingkat daerah pun tidak pernah lepas dari yang namanya korupsi, sebenarnya jika ada orang yang bilang tidak ada, itu kurang benar, yang lebih benar, belum terungkap. Budaya ini sangat sering dilakukan oleh pejabat, hingga sopir angkot pun ikut-ikutan. Benar-benar menyedihkan. Di negara yang besar seperti ini, korupsi malah merajalela, dan bisa dikatakan memiskinkan rakyatnya.
Yang benar adalah mulai dari diri sendiri untuk tidak melakukan korupsi dari yang kecil-kecil seperti menipu, berbohong, curang, rakus, dan lain sebagainya. Inilah akar-akar perilaku korupsi. Dan marilah kita dukung KPK sekuat-kuatnya.
Berdesak-desakan. Mungkin kebanyakan orang di Indonesia tidak sabar, karena sangat sulit sekali untuk membuat orang antri. Mungkin sudah menjadi hal yang khas di Indonesia. Itu merupakan sebagian kecil di pemandangan kota, sedangkan kota merupakan gambararan kecil dari negara Indonesia ini. Dan jika ada yang mengantri, seperti tidak ada ruang untuk bernafas, karena, pasti ada kontak tubuh yang terjadi satu sama lain.
Kalau Anda, belum pernah merasakan ini, coba sekali-kali, jangan diam di kantor mewah dan modern saja, di tempat-tempat yang nyaman saja, sekali-kali ke daerah, ke terminal, ke tempat-kali berjubel menyatu dengan masyrakat kecil agar merasakan kekhasan Indonesia ini.
Melebihkan Muatan. Hnaya di Indonesia, sepeda motor, becak bahkan orang berjualan dengan menggunakan gerobak yang membawa barang dengan muatan yang sengaja dilebihkan hingga menutupi pengendaranya. Dan uniknya, jarang sekali Pak Polisi menegurnya.
Ada tidak ya pemandangan seperti ini di Amerika atau Jepang?
Besi-Besi Liar. Besi-besi liar ini, dari Sabang sampai Merauke, memiliki ciri-ciri yang sama: bergimung seperti lalat, melabrak lampu merah, majunya nyerempet-nyerempet, kalau lagi macet, trotoar jadi alternatif, pejalan kaki diserempet, di stopan menuhin zebra cross , dan melaju melawan arah. Karena produksinya tidak diatur, jalur khusus tidak dibuatkan, penegakkan hukum hanya soal tilang lalu polisi dapet duit, pengaturan sepeda motor akhirnya menjadi sangat susah dan rumit untuk rapih dan tertib. Akankah semuanya bertahan? Bisakah menjadi lebih baik?
Lingkungan Kumuh. Lingkungan seperti ini malah banyak ditemukan di daerah pinggiran Ibukota, padahal di sebelah daerah-daerah seperti ini, berdiri gedung-gedung tinggi, kapitalisme mengangkang penuh keangkuhan, hutan beton yang keras dan individualisme yang takabur.
Pulang Kampung. Inilah yang tiada duanya di dunia, dan yang selalu ditunggu tibanya, MUDIK. Mudik tidak dapat ditemukan di negara lain. Banyak yang berkorban apapu demi mudik untuk bertemu dengan sanak saudara. Bahkan ada yang rela kehilangan nyawanya di perjalanan. Dan yang paling lucu, banyak sekali warga Indonesia yang merayakan lebaran dan mudik ke kampung halaman, padahal mereka-meraka tidak melaksanakan puasa. Membingungkan.
Lingkungan Kumuh. Lingkungan seperti ini malah banyak ditemukan di daerah pinggiran Ibukota, padahal di sebelah daerah-daerah seperti ini, berdiri gedung-gedung tinggi, kapitalisme mengangkang penuh keangkuhan, hutan beton yang keras dan individualisme yang takabur.
Pulang Kampung. Inilah yang tiada duanya di dunia, dan yang selalu ditunggu tibanya, MUDIK. Mudik tidak dapat ditemukan di negara lain. Banyak yang berkorban apapu demi mudik untuk bertemu dengan sanak saudara. Bahkan ada yang rela kehilangan nyawanya di perjalanan. Dan yang paling lucu, banyak sekali warga Indonesia yang merayakan lebaran dan mudik ke kampung halaman, padahal mereka-meraka tidak melaksanakan puasa. Membingungkan.
0 comments:
Posting Komentar