Rabu, 20 Januari 2010

Air pun Bersujud


Ikatan hidrogen memiliki bentuk tiga dimensi menyerupai prisma dengan sudut 104,50. Setelah diukur, sudut ini sama dengan sudut yang kita bentuk ketika sujud.

Inilah masterpiece yang Allah SWT ciptakan untuk menambah indahnya hidup kita. Dapat kita bayangkan, jika bumi yang kita tempati ini tidak ada sesuatu yang bernama air. Tidak akan ada lautan yang membentang indah, awan yang biru, sejuknya pagi hari, tetesan embun, dan daun-daun hijau. Yang ada hanyalah lubang-lubang raksasa yang menakutkan, langit yang hitam kelam, serta gurun-gurun pasir yang luas membentang. Manusia, binatang, serta tumbuhan perlahan akan sirna. Satu hal yang pasti, tanpa air tidak akan ada kehidupan.
            Air adalah unsure dominan dalam kehidupan. Lihatlah diri kita sendiri. Ketika belum lahir di dunia, selama Sembilan bulan lebih kita berenang dalam air di rahim ibu kita. Setelah lahir, tubuh kita terdiri atas ilyaran sel hidup. Setiap sel mengandung banyak air dengan larutan bermacam-macam zat. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika komposisi air dalam tubuh kita mencapai 70 % lebih. Kadar air dalam otak mencapai 74,5%, darah 90%, jantung 79%, ginjal 82%, dan paru-paru mendekati 80%. Jika kandungan air dalam setiap organ mampu kita pertahankan sesuai kebutuhan, kesehatan organ-organ tubuh tersebut akan terjaga. Sebaliknya, jika kadar air menurun, dapat dipastikan fungsi-fungsi organ pun akan menurun. Akibatnya tubuh akan rentan akan peyakit, bakteri, virus, dan lain-lain. Jadi bisa dibayangkan, betapa besar peran air dalam tubuh kita.
            Perkembangan ilmu pengetahuan modern makin meneguhkan pentingnya air. Air berperan melembabkan atmosfer lapisan udaranya sehingga layak dihirup oleh paru-paru. Proses metabolism serta reaksi kimia dalam sel dapat berlangsung secara proporsional karena peranan air pula. Proses fotosintesis untuk menghasilkan gula dan oksigen diawali oleh peran air. Bahkan cahaya matahari yang kita rasakan sehari-hari teryata tak terlepas pula dari peranan unsure air. Cahaya matahari yang menerpa bumi, sesungguhnya adalah paket foton (partikel-partikel cahaya) yang terdiri atas sekumpulan electron yang terlontar dari sebuah proses eksitasi helium dari reaksi fusi atau plasma trivalensi hidrogen (hidrogen, deuterium, dan tritium). Dan helium masih termasuk keluarga hidrogen, unsur utama sebuah molekul air. Jadi, matahari yang panas sebenarnya masih berkerabat dengan air.
            Secara structural, air terdiri atas tiga molekul (ganjil), yaitu satu oksigen dan dua hidrogen. Ikatan hydrogen ini memiliki benturan tiga dimensi menyerupai prisma degan sudut angulasi sebesar 104,50. Hebatnya, setelah diukur, sudut ini sama dengan sudut yang kita bentuk ketika sujud! Yang lebih mencengangkan lagi, dalam sudut seperti itu, air bisa berikatan dengan siapa saja, bisa membawa dan melarutkan apa saja, serta mampu mengatur suhu apa saja. Factor kimiawi dengn sudut seperti itu adalah sudut paling optimal.
            Artinya, jika sujud kita seperti sujud air, maka kita akan menjadi pribadi yang paling optimal kapan pun dan dimana pun. Kita akan mampu menebarkan manfaat bagi makhluk-makhluk Allah lainnya. Itulah sebaik-baik manusia.

0 comments: