Rabu, 20 Januari 2010

Kecerdasan jari tangan

“ Akan dating hari, mulut dikunci, kata tak ada lagi. Akan tiba masa, tak ada suara dari mulut kita. Berkata tangan kita tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kit, ke mana saja dia melangkah”.
(kutipan lagu Tangan Kaki Bicara, dipopuerkan oleh Chrisye)

Selama ini kita berbicara tentang kecerdasan, asosiasi kita tertuju ke otak. Padahal, Allah SWT menyimpan kecerdasan tidak hanya di otak, tapi juga di seluruh bagian tubuh.
Ingin bukti?
Ada data beberapa mahasiswa mengetikkan SMS pendek sekitar 100 karakter tanpa melihat papan kunci (keypad) di telepon genggam. Ternyata tingkat kesalahannya sangat kecil. Bahkan 25% mahasiswa percobaan tersebut mampu mengetik dengan sangat tepat sampai titik komanya. Ketika mahasiswa yang bersangkutan diminta memproyeksikan pengetahuan abstraknya terhadap keypad di papan tulis, tingkat kesalahan mencapai 90%. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa “memori” keypad mungkin tersimpan di sel-sel ibu jari. Bisa juga, indra peraba di kulit ibu jari dapat memproyeksikan gambaran keypad ke otak. Atau, mungkin pula kedua hipotesis tersebut berlaku secara parallel.
Hal yang tak kalah menariknya, adalah percobaan berendam di air dingin. Beberapa sukarelawan diminta untuk berendam air dingin hamper sebatas bahu, lalu perlahan ditetesi segelas air hangat di daerah pundak. Apa yang terjadi? Bersamaan dengan dimulainya proses penetesan air hangat, para sukarelawan merasakan sensasi hangat yang menjalar ke seluruh tubuh, termasuk bagian-bagian yang terendam air dingin. Hal ini menunjukkan bahwa sel-sel tubuh (somatik) memiliki kemampuan memilah, memilih, dan menganalisis kondisi yang sesuai untuk dirinya. Terdapat pula kerjasama antara sistem memori dan pengambilan keputusan di tingkat pusat (otak dan jejaring sarafnya) denga kebijakan-kebijakan lokal di tingkat sel yang tersebar merata di seluruh tubuh.

Pilihan sel tubuh untuk menyikapi kondisi yang dihadapi merupakan hasil kompromi antara otoritas lokal dengan kebijakan di tingkat pusat. Dengan demikian, kemampuan sensoris sebagai perasa bukan lagi monopoli sistem saraf semata, tetapi juga dibangun oleh segenap komponen tubuh manusia, dan kita menyebutnya kecerdasan sinestesia, yaitu kemampuan untuk mengoptimalkan semua pusat asosiasi si otak dalam mengolah stimulus atau rangsangan.

Tampaknya kita harus tambah yakin bahwa tidak ada satu pun perbuatan yang luput dari “catatan” Allah. Di akhirat kelak, yang yang menjadi bukan siapa-siapa, tapi diri kita sendiri. Tangan, kaki, lidah, dan seluruh anggota tubuh kita akan berbicara. Sesungguhnya, mereka sangat cerdas dan mampu menyimpan memori.
Benar apa yang diungkapkan Chrisye dalam sebuah lagunya,”Akan datang hari, mulut dikunci, kata tak ada lagi. Akan tiba masa, tak ada suara dari mulut kita. Berkata tangan kita, tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kita, ke mana saja dia melangkah”. Bait lagu tersebut sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran,…telah tercatat pada hari (ketika), lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan (QS An-Nur [24]:24).
Maka, berhati-hatilah dalam mendengar, melihat berucap, dan bertindak. Sebab, semua yang kita lakukan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya (QS Al-Isra’ [17]: 36).

0 comments: