Persepsi adalah bentuk lain dari doa. Saat tubuh kehujanan, lalu kita merasa sengsara dan menganggap akan sakit, kemungkinan besar kita pun akan sakit.
Ada banyak “mitos” kesehatan di sekitar kita yang terlanjur diyakini kebenarannya. Diantaranya mitos “ masuk angin”, “kerokan”, dan “angin duduk”. Masuk angin sering diasosiasikan dengan kehujanan, begadang (kurang tidur), tugas malam, ataupun perubahan musim (cuaca). Kerokan identik dengan usaha untuk “ mengeluarkan angin” dari dalam tubuh, sedangkan angin duduk sering dihubungkan dengan kematian mendadak tanpa sebab.
Masuk Angin dan Kehujanan
Bagaimana cerita sebenarnya? Mitos masuk angin memang ada benarnya, tapi ada pula salahnya. Misalnya, kita beranggapan bahwa kehujanan bisa menyebabkan masuk angin, demam, batuk, pilek, dan badan linu-linu. Padahal, ini gejala khas dari infeksi virus influenza bukan? Apa hubungannya antara air hujan dengan virus influenza? Apakah di dalam air hujan terdapat virus influenza? Apakah di balik baju yang basah terdapat segerombolan virus yang siap menyerang? Tentu saja tidak.
Mengapa kita sakit setelah kehujanan? Apakah kita pernah berpikir bahwa para atlet renang yang hamper 8 jam sehari berada di kolam renang sering masuk angin? Bahkan kita sendiri saat berekreasi ke pantai atau berenang di kolam renang tetap segar bugar. Padahal sama-sama air bukan? Mengapa bisa demikian?
Disiplin Ilmu Psikoneuroimunologi (PNI) menjelaskan dalil (hadist qudsi) bahwa, Allah itu sebagaimana prasangka hamba-Nya. Prasangka adala dugaan atau persepsi kita. Bila Allah saja wujud dan keberadaan-Nya bergantung pada cara kita memahami dan memaknainya, apalagi fenomena dalam kehidupan. Persepsi kita adalah bentuk lain dari doa. Saat tubuh kehujanan, kemungkinan kita pun akan sakit.
Darimana datangnya “doa” jelek tersebut? Dari informasi yang dicangkokkan ke dalam benak kita. Dari mana datangnya informasi itu? Dari pengetahuan yang kita terima selama ini sebagai budaya. Budaya tersebut kemudian diwariskan secara turun-temurun. Lalu kita meyakininya sebagai sebuah kebenaran. Dengan demikian, kita sudah berburuk sangka terhadap air hujan. Keyakinan bahwa kehujanan akan membuat sakit diterima dan menciptakan terror kecemasan di otak ketika kita mengalaminya. Saat cemas itulah terjadi peningkatan kadar hormone kortisol, sehingga system pertahanan tubuh menjadi lemah. Kondisi ini memudahkan kuman atau virus yang tidak diundang masuk dan mengganggu sistem tubuh kita. Tanpa disadari, ketakutan dan kecemasan kita telah mengundang mereka untuk “berpesta”.
Kerokan
Sebenarnya, kerokan termasuk metode terapi yang telah teruji secara ilmiah. Kerokan dapat digambarkan sebagai upaya untuk merangsang sistem pertahanan tubuh melalui induksi radang lokal. Dengan adanya faktor peradangan, pembuluh darah akan melebar sesaat sehingga faktor-faktor pertahanan tubuh seperti interferon dan tumor nekrosis aktif kembali. Kondisi ini diharapkan dapat membangkitkan “ghirah” sistem pertahanan tubuh untuk mengontrol keberadaan virus. Bahkan, jika virus tersebut dianggap membahayakan, sistem pertahanan tubuh yang telah terstimulasi tersebut dapat mengeliminasi dan mendaur ulang virus tersebut menjadi material biologis yang lebih bermanfaat.
Angin Duduk
Angin duduk adalah gejala kelainan otot jantung yang terjadi dalam waktu singkat. Kondisi ini, timbul karena kurangnya oksigen, sehingga banyak sel otot jantung mengalami kematian.
Mengapa otot jantung bisa mengalami kekurangan oksigen? Karena pembuluh darah yang membawa darah kaya oksigen ke bagian-bagian oto jantung tersumbat, akibat adanya pembentukan “bukit-bukit” di dinding pembuluh darah bagian dalam. Bukit-bukit ini muncul karena adanya luka pada dinding bagian dalam akibat derasnya laju aliran darah serta banyaknya radikal bebas. Khususnya yang berasal dari lemak jenuh.
Radikal bebas berbahaya karena sifat kimianya labil, sehingga ia cenderung mengambil sebagian electron atau proton dari sel dinding pembuluh darah agar dirinya menjadi lebih stabil. Akibatnya sel tersebut akan rusak. Proses kerusakan itu terjadi secara berulang penambalan yang terjadi akan “membukit”. Akibat penyumbatan yang terjadi di pembuluh darah jantung yang bernama koroner, maka penyakitnya disebut jantung koroner. Jadi, angin duduk sebenarnya adalah bagian dari gejala penyakit jantung koroner.
0 comments:
Posting Komentar